Senin, 14 Februari 2011

Kenali,,,,Si Pendiam


HATI-HATI DENGAN SI PENDIAM, ibarat bom waktu, anak pendiam yang akan siap-siap untuk " MeLeDaK......."  oWwW,,,
tapi jangan pernah merasa TaKuT,,,menghadapinya..........

Anak usia sekolah dasar harusnya sudah mampu melakukan perkembangan diri, baik secara emosi maupun kognitif. Maksudnya, anak sudah bisa mengikuti kelompok, share dengan kelompok, dan mengetahui "hukum" sebab-akibat. Juga memahami mengenai kepemilikan, harga diri, juga mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya. Jadi mereka sudah tahu apa yang harus diperbuat jika mainannya diambil atau direbut oleh orang lain, misal. Juga bisa dan berani membuat penolakan jika merasa tidak dapat memenuhi apa yang diminta lingkungan.





Akan tetapi apa mau dikata, sekalipun setiap anak yang terlahir ke dunia memiliki bibit dan potensi melakukan hal-hal tersebut, pada kenyataannya ada saja anak yang kondisinya justru terbalik. Misalnya, anak rela melakukan apa saja seperti yang diminta lingkungan atau teman sebaya yang lebih dominan demi bisa terus bergabung di kelompoknya.

Ada pula anak yang sangat pasrah, sehingga sekalipun dijahili, atau disakiti oleh orang lain, dia hanya menerima dan tidak membalas atau melakukan pembelaan diri. Saat dinakali oleh adiknya, misal, si kakak yang sangat pasrah ini akan menerima saja dan tidak membalas atau melakukan pembelaan diri. Di sisi lain, ada anak yang sangat pendiam, tidak banyak ucap dan tingkah, tidak bergaul, dan lebih sering menyendiri.

Kondisi anak yang seperti ini, menurut Juliana, S.Psi., tak bisa dibiarkan, terlebih jika hal tersebut bukan merupakan sifat yang sudah ada semenjak masa balita atau sebelumnya. "Anak-anak yang seperti ini bisa berbahaya. Pada suatu titik tak menutup kemungkinan dirinya jauh lebih berani dan nekat daripada kita atau anak-anak seusianya. Ibaratnya seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak."
Sayangnya, kondisi anak yang demikian sering kali tak terlihat oleh orangtua. Mengapa? "Karena orangtua sudah lebih dulu terbuai oleh kepuasan pribadinya, yaitu senang memiliki anak yang penurut, yang diam, dan bangga kalau anaknya tidak pernah melawan.

Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi terjadinya sikap pendiam, Memang ada anak yang pembawaannya pendiam, tentunya hal ini sudah terlihat sejak usia sebelumnya. Namun, sifat pendiam ini tak akan seekstrem diam yang disebabkan suatu peristiwa tak enak. Kejadian apa sajakah yang dapat menyebabkan seorang anak mengambil sikap diam?

- Pernah mendapat hukuman atau sanksi dari guru.
Saat guru menerangkan pelajaran di kelas, mungkin saja anak malah mengobrol dan guru memberinya sanksi. Saat itu anak belajar, kalau ngobrol atau berbicara di kelas maka akan dihukum. Berhubung kemampuan nalarnya masih sederhana, anak akan menyimpulkan semua jenis bicara di kelas akan dihukum. Akhirnya si anak memilih diam selama berada di kelas/sekolah.
Perubahan pola pembelajaran dari TK yang memberi banyak peluang bermain ke suasana SD yang cenderung formal juga terkait dengan sebab ini. Anak yang masih memiliki dorongan bermain tinggi cenderung dinilai tidak tertib oleh guru, lalu mendapat sanksi yang bisa saja membuatnya patah semangat dan memilih diam. Sikap diam anak dalam hal ini terkait pula dengan faktor penyesuaian diri terhadap lingkungan baru.

- Merasa serbasalah dan sering disalahkan, dihukum, dan sering dilarang oleh orangtua.
Selalu disalahkan dan dibatasi membuat anak lebih memilih pasif, diam, tidak banyak omong ataupun tingkah. Aturan yang diberlakukan mendadak, dibuat lebih ketat, dan melanggarnya akan diganjar dengan sanksi yang lebih berat dapat pula menjadi penyebab anak mendadak diam. Ia takut salah sehingga memilih menjadi pasif dan diam.
- Lingkungan rumah tidak harmonis.
Situasi lingkungan rumah pun bisa memengaruhi anak jadi pendiam. Contoh yang paling gampang dan sering ditemui adalah anak yang orangtuanya bertengkar melulu. "Anak jadi bingung dan akhirnya lebih banyak melamun."

- Mendapat pengalaman tidak enak di lingkungan teman-temannya.
Contoh, dicuekin lingkungan mainnya, dijauhi kelompok karena sikapnya pada salah seorang teman tidak diterima oleh kelompok. Di sini anak belajar, "Daripada salah lagi di mata teman-teman, akhirnya dicuekin dan tidak diterima, mending diam saja. Yang penting tidak dimusuhi."
Nah, kita bisa melihat, anak menjadi pendiam lebih karena ingin mencari aman atau bingung sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar