tag:blogger.com,1999:blog-28677630380299099412024-03-20T01:12:49.436-07:00Love BundaLoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-39882240558261426072011-02-24T06:04:00.000-08:002011-02-24T06:11:05.835-08:00Cara Membuat Anak Kembar<div style="text-align: justify;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHACAvG0edfzThndsJpGSkOLPoy0EWCZe2mvESodhTm8TeuxKmWUrxPRgwgu2zyTrmwm_cUBSPwexWBshlPksq5Hx3Daicsopt_SnXUadQR2x9S2D_2iz9lqPV-qh7aR7vrb_wnoqi0vw/s1600/anak+kembar%252C+ibu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHACAvG0edfzThndsJpGSkOLPoy0EWCZe2mvESodhTm8TeuxKmWUrxPRgwgu2zyTrmwm_cUBSPwexWBshlPksq5Hx3Daicsopt_SnXUadQR2x9S2D_2iz9lqPV-qh7aR7vrb_wnoqi0vw/s200/anak+kembar%252C+ibu.jpg" width="147" /></a>Cara Membuat Anak Kembar : Memiliki anak kembar bisa menjadi suka-cita dan tantangan. Bayangkan cara membuat anak kembar bukanlah ilmu pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesempatan Anda memiliki anak kembar yang manis and lucu-lucu. Dan dibawah ini adalah beberapa cara atau metode untuk memperbesar kesempatan anda mendapatkan anak kembar. </div><a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">1. Ketahuilah bahwa sel telur, dibuahi yang terbagi dalam dua akan menciptakan kembar identik. Setiap sel telur akan berkembang menjadi individu, dan keduanya akan dikurung di dalam plasenta yang sama. Susunan genetik dari si kembar akan sama. kembar identik selalu baik baik laki-laki atau keduanya perempuan. </div><br />
<div style="text-align: justify;">2. Ketahuilah bahwa kembar fraternal dibuat ketika wanita rilis dua telur yang baik mendapatkan dibuahi dan implan. Bayi ini berkembang akan masing-masing memiliki plasenta terpisah. Susunan genetik kembar ini akan berbeda, sama seperti jika mereka lahir pada waktu terpisah. Kembar fraternal dapat jenis kelamin yang sama, atau ada dapat menjadi salah satu jenis kelamin masing-masing. </div><br />
<div style="text-align: justify;">3. Ambil suplemen makanan seperti akar singkong (sejenis ubi), produk susu dan asam folat untuk sedikit meningkatkan kesempatan Anda memiliki anak kembar. </div><br />
<div style="text-align: justify;">4. Tetap menyusui saat Anda sedang mencoba untuk hamil anak berikutnya. Ibu menyusui hamil kembar di tingkat lebih besar dari ibu yang memiliki anak-anak disapih mereka sebelumnya. </div><br />
<div style="text-align: justify;">5. Ketahuilah bahwa wanita yang lebih tua dan wanita yang sedikit kelebihan berat badan juga memiliki kesempatan lebih besar untuk hamil kembar. Sadarilah bahwa, secara keseluruhan, hamil kembar sebagian besar masalah keberuntungan.</div><br />
Wallaua’lam Bishawab<br />
<br />
<a href="http://de-kill.blogspot.com/2010/05/cara-membuat-anak-kembar.html">Thanks to</a>LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-77452873277162841482011-02-23T05:29:00.000-08:002011-02-23T05:45:27.490-08:005 Tips Mengasuh Anak KembarMengasuh Anak kembar membutuhkan seni dan tantangan tersendiri. Oleh karenanya persiapkan diri untuk kejutan-kejutan yang akan terjadi pada anak kembar Anda. <br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKmdL4UUastFFpiRaELdZIAm4iKRrIJNEKjlifk43oP-zVtWoXg5qfbRhTSvz3ijUiIdU9rMl0TtPw1W5yMpSS9uodi02G8w-TPlNRgDXzyZE3h9amdNW_G15Vy4KRC3QhNDpFNWxr1Vo/s1600/anak+kembar.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKmdL4UUastFFpiRaELdZIAm4iKRrIJNEKjlifk43oP-zVtWoXg5qfbRhTSvz3ijUiIdU9rMl0TtPw1W5yMpSS9uodi02G8w-TPlNRgDXzyZE3h9amdNW_G15Vy4KRC3QhNDpFNWxr1Vo/s200/anak+kembar.jpg" width="200" /></a>Beberapa hal yang biasanya terjadi pada anak kembar adalah hubungan dan ikatan batin yang erat pada sehingga mereka seringkali mengidentikkan dirinya sama dengan kembarannya. Inilah yang membuat mereka seolah menjadi satu seperti kehilangan dirinya sendiri. <br />
<br />
Karenanya, tantangan terbesar dalam mengasuh anak yang terlahir kembar adalah memperlakukan mereka sebagai dua individu yang berbeda satu sama lain. <br />
<br />
Berikut ini lima tips mengasuh Anak kembar yang dapat Anda terapkan pada anak-anak Anda. <br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Buat Kesepakatan dengan Suami <br />
<br />
Kedua orang tua, baik ibu maupun ayah sebaiknya mempunyai pola Pengasuhan dan pendidikan yang sama pada anak-anaknya. Jika tidak ada kesepakatan antara keduanya, bisa jadi ibu dan ayah memberikan dua hal yang berbeda yang membingungkan anak atau malah membuat anak mendapatkan peluang untuk memilih yang paling mereka sukai saja. <br />
<br />
Ada baiknya sejak awal Anda sudah menyepakati bagaimana mengasuh anak Kembar Anda. Tetapkan tujuan bersama bahwa anak-anak semestinya tumbuh menjadi dua pribadi yang unik dengan kelebihan masing-masing, meskipun mereka terlahir kembar. <br />
<br />
Kadangkala, orang tua yang memperlakukan anak kembar dengan istimewa justru membuat anak kembar susah berkembang kepribadian dan keunikannya. Pola pengasuhan orang tua juga kadang menguatkan mereka untuk tumbuh identik satu sama lain sehingga sulit menjadi pribadi yang tunggal. Apalagi secara psikologis mereka memiliki kedekatan karena sejak dalam kandungan sudah bersama. <br />
<br />
Tidak Selalu Memberikan dan Mengenakan Barang yang Sama <br />
<br />
Rasanya menyenangkan melihat anak kembar mengenakan pakaian yang sama persis. Tetapi tahukah Anda bahwa kebiasaan ini sebenarnya kurang bijaksana? <br />
<br />
Memberikan dua barang yang sama persis membuat mereka diperlakukan sama satu sama lain. Karenanya, janganlah selalu membelikan atau memberikan pakaian, sepatu, atau apapun yang sama. <br />
<br />
Bedakan kepemilikan barang-barang tersebut. Jadi masing-masing anak memiliki barang milik pribadi. Ajak mereka bertanggung jawab terhadap barang-barang yang mereka miliki. <br />
<br />
Memberikan Kebebasan untuk Memilih Aktivitas yang Disukai <br />
<br />
Anak kembar seringkali sulit berpisah dari kembarannya. Oleh karenanya, latihlah mereka untuk tidak selalu bersama sejak kecil. Berilah ruang untuk masing-masing individu misalnya dengan memberikan kamar terpisah, lemari terpisah, dan juga kegiatan yang berbeda. <br />
<br />
Cobalah berbagai kegiatan dan biarkan mereka menentukan mana yang paling mereka sukai tanpa tergantung pada apa yang disukai kembarannya. Berikan pengertian bahwa melakukan aktivitas yang disukai meskipun tidak sama dengan kembarannya bukan sesuatu yang salah. Doronglah mereka untuk berteman dengan anak-anak lain, bukan hanya bersama kembarannya. <br />
<br />
Mengajarkan Untuk Bertanggung Jawab Terhadap Kesalahan Mereka Sendiri <br />
<br />
Apabila salah satu anak membuat kesalahan, berikan punishment untuk anak yang bersalah. Bersikaplah adil pada mereka. Bisa jadi hal ini membuat salah satu anak yang tidak dihukum ikut merasa sedih. <br />
<br />
Namun pada akhirnya dia akan bisa memahami bahwa meskipun dia sedih, hukuman itu memang sudah seharusnya diterima kembarannya karena kesalahannya. Dan dia tidak perlu merasa bertanggung jawab karena kesalahannya itu apabila memang tidak ikut melakukan kesalahan. <br />
<br />
Tidak Mengistimewakan Si Kembar Dengan Anak yang Terlahir Tunggal <br />
<br />
Tips mengasuh anak kembar ini juga sebaiknya juga dilakukan dengan memperhatikan anak lainnya apabila Anda mereka mempunya kakak atau adik yang terlahir tunggal. <br />
<br />
Jangan mengistimewakan anak kembar dibandingkan anak tunggal, misalnya dengan selalu menegur dia jika berbuat kesalahan dan membiarkan si kembar jika berbuat hal yang sama.LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-70851624434962313652011-02-15T21:39:00.000-08:002011-02-15T21:39:02.651-08:00Ingat.........!!! Memukul Anak Justru Dapat Memicu Prilaku Agresif<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNK-izKCRGXRD44xAXt6ovz7ceo29wLZlC22H5SqcizD7miOF37lKC20q0VTzmoZfdowA0__RCbIFecXkNH1EFlGy4862vHoLdlX7_pIerOak0iM0_CwPv_3EUqBFsUVT806LsyMmSoY4/s1600/images+5.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="209" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNK-izKCRGXRD44xAXt6ovz7ceo29wLZlC22H5SqcizD7miOF37lKC20q0VTzmoZfdowA0__RCbIFecXkNH1EFlGy4862vHoLdlX7_pIerOak0iM0_CwPv_3EUqBFsUVT806LsyMmSoY4/s320/images+5.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: #f1c232; font-family: inherit;"><i><span style="font-size: large;">Anak adalah mata air yang tak terbingkai,</span></i></div><div style="color: #f1c232; font-family: inherit;"><i><span style="font-size: large;">yang akan mengaliri di setiap perjalan hidup kita,</span></i></div><div style="color: #f1c232; font-family: inherit;"><i><span style="font-size: large;">Berikan dia penuh cinta & kasih sayang,</span></i></div><div style="color: #f1c232; font-family: inherit;"><i><span style="font-size: large;">karena di mata air tidak boleh ada air mata...</span></i></div><br />
<div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Jika dulu memukul dianggap sebagai bagian dari disiplin. Penelitian terkini membuktikan, perlakuan kasar orang tua terhadap anak seperti memukul atau menampar saat fase tumbuh kembang, terutama pada anak berusia tiga tahun, akan memicu prilaku agresif.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> <a name='more'></a></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam journal Pediatrics menunjukkan, ketika anak berusia tiga tahun dan mendapat perlakuan kasar, kemungkinan besar si kecil berprilaku agresif saat ia berusia lima tahun. <br />
<br />
Salah seorang peneliti dari Tulane University's School of Public Health and Tropical Medicine in New Orleans, Asisten professor ilmu kesehatan masyarakat, Catherin Taylor mengatakan anak membutuhkan panduan dan disiplin.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Namun, orang tua harus bertindak positif dan menghindari kekerasan saat mengajarkan anak berdisplin. "Hukuman fisik, seperti menampar atau memukul seharusnya dihindarkan, karena bakal berdampak panjang," katanya seperti dikutip dari Healthday, baru-baru ini.<br />
<br />
Secara terpisah, Psikiatri dari Texas A&M Health Science Center Round Rock campus, Kathryn J Kotrla berpendapat hasil riset menunjukan perlunya peran orang tua untuk memutuskan rantai kriminalitas di masyarakat. Ia menilai, mengurangi penggunaan kekerasan ketika mendidik anak tingkat kekerasan dalam berbagai bentuk di masyarakat dapat ditanggulangi.<br />
<br />
Sebelumnya, Taylor dan kolega melibatkan lebih dari 2.500 ibu yang ditanyakan tentang sejauh mana mereka menerapkan hukuman fisk pada anak-anak mereka ketika berusia 3 tahun. Mereka juga ditanyakan tentang tingkat agresifitas anak ketika berusia 3 tahun.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Peneliti kemudian melihat latar belakang dari ibu yang terfokus pada kemungkinan ibu mengalami depresi saat melahirkan, konsumsi alkohol dan kekerasan yang mungkin terjadi pada keluarga si ibu.<br />
<br />
Hasilnya, 50% orang tua tidak menerapkan hukuman kepada anak-anak mereka sebelum riset berlangsung. Sekitar 27.9% dari ibu, satu atau dua kali menerapkan hukuman fisik. Sedangkan sisanya 26.5 % dari ibu menerapkan hukuman fisik lebih dari dua kali dalam bulan yang sama.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;">Hasil riset juga mencatat, anak-anak yang berusia 3 tahun yang mengalami hukuman fisik dua kali atau lebih sebelum bulan riset berlangsung mengalami peningkatan tingkat agresifitas saat si kecil berusia 5 tahun. <br />
<br />
Sayangnya, peneliti mengakui, mereka tidak bisa membuktikan sebab dan akibat dari hubungan antara ibu dan anak. Akan tetapi, peneliti meyakini pertanyaan itu dapat terjawab dengan riset lanjutan dikemudian hari. "Kami paham betul, anak belajar dari apa yang dilakukan orang tuanya. Jadi, jika si kecil Anda pukul dengan alasan tertentu, artinya Anda mengajarkan mereka menjadi agresif," tegas Taylor.<br />
<br />
Ia menambahkan, apabila hukuman fisik dijalankan secara berlebihan dengan alasan tertentu pula, maka tingginya tingkat stress si kecil akan berdampak pada perkembangan otak, emosional dan prilaku si kecil.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"> </div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><strong>Strategi Efektif</strong><br />
<br />
Pendapat senada juga disampaikan Psikolog dari National Center for School Crisis and Bereavement, Robin Gurwitch. Menurutnya, hasil riset menegaskan hasil riset sebelumnya dimana hukuman fisik pada usia dini berkaitan erat dengan tingkat agresifitas anak dikemudian hari.<br />
<br />
"Bagaimana kita membantu orang tua untuk memberikan strategi efektif ketimbang hukuman fisik dan memang terdapat strategi yang lain, orang tua hanya perlu mengembangkan segala kemungkinan," katanya.<br />
<br />
Kotrla menambahkan, riset terlihat menyarankan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan untuk fokus membahas masalah hukuman fisik sebagai usaha mengurangi kekerasan di masyarakat melalui orang tua.<br />
<br />
Terkait kekerasan pada anak, sejumlah organisasi termasuk American Academy of Pediatrics secara keras menentang hukuman fisik pada anak. Dari catatan lembaga itu, 35%-90% orang tua masih menerapkan hukuman fisik pada anak-anak mereka.</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div>LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-16345438246994414502011-02-15T21:06:00.000-08:002011-02-15T21:07:54.964-08:00Sekilas Tentang Sigmund Freud<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4iBKAIyBu8I1FkyJN-NrD2oFpx8MD5djRk1XwK-cyUYnWYQnhaUTECl-T-sdfAoVo7kqxk3WnMsr5neGvN_U6jGkLQty9_vN_zphizLlBjgouDJylguoKhW9_rukl-yoLQGpxuT4g-9M/s1600/sigmund+frued.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4iBKAIyBu8I1FkyJN-NrD2oFpx8MD5djRk1XwK-cyUYnWYQnhaUTECl-T-sdfAoVo7kqxk3WnMsr5neGvN_U6jGkLQty9_vN_zphizLlBjgouDJylguoKhW9_rukl-yoLQGpxuT4g-9M/s320/sigmund+frued.jpg" width="320" /></a></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>Siapakah </b></span><span style="font-size: small;"><b>Sigmund Freud????? Penasaran,,,,,,,,????</b></span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b>( mari kita simak d bawah ini hehehe ... biar tidak penasaran & kebingungan yach,,,,,)</b></span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: small;"><b><br />
</b></span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><b>Sigmund Freud</b> (lahir di <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Freiberg_in_M%C3%A4hren&action=edit&redlink=1" title="Freiberg in Mähren (halaman belum tersedia)">Freiberg</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Moravia" title="Moravia">Moravia</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria%E2%80%93Hungary" title="Austria–Hungary">Austria–Hungary</a>, sekarang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Ceko" title="Republik Ceko">Republik Ceko</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/6_Mei" title="6 Mei">6 Mei</a><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1856" title="1856">1856</a> – meninggal di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/London" title="London">London</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Inggris" title="Inggris">Inggris</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Britania_Raya" title="Britania
Raya">Britania Raya</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/23_September" title="23 September">23 September</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1939" title="1939">1939</a> pada umur 83 tahun) adalah seorang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Psikiatri" title="Psikiatri">psikiater</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Austria" title="Austria">Austria</a> dan pendiri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis" title="Psikoanalisis">aliran psikoanalisis</a> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi" title="Psikologi">psikologi</a>. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar (<i>conscious</i>), prasadar (<i>preconscious</i>), dan tak-sadar (<i>unconscious</i>).</span><br />
<span style="font-size: small;"><a name='more'></a> Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (<b>eros</b>) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya</span> </div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Pengalaman seksual dari Ibu, seperti menyusui, selanjutnya mengalami perkembangannya atau tersublimasi hingga memunculkan berbagai prilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma masyarakat atau norma Ayah. Namun dalam perjalanannya setelah kolega kerjanya Alferd Adler, mengungkapkan adanya insting mati di dalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan, namun pada akhirnya Freudpun mensejajarkan atau tidak menunggalkan insting seksual saja yang ada di dalam diri manusia, namun disandingkan dengan insting mati (<b>Thanatos</b>). Walaupun begitu dia tidak pernah menyinggung asal teori tersebut sebetulnya dikemukakan oleh Adler awal mulanya</span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><br />
</span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Freud tertarik dan belajar <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hipnotis" title="Hipnotis">hipnotis</a> di Perancis, lalu menggunakannya untuk membantu penderita <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Penyakit_mental" title="Penyakit
mental">penyakit mental</a>. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Asosiasi_bebas&action=edit&redlink=1" title="Asosiasi bebas (halaman belum tersedia)">asosiasi bebas</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Analisis_mimpi&action=edit&redlink=1" title="Analisis mimpi (halaman belum tersedia)">analisis mimpi</a>. Dasar terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang namun terus mendorong keluar secara tidak disadari hingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan Analisis Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam aktivitas emosi lain, hingga aktivitas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emosi" title="Emosi">emosi</a> yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang. Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil di-ungkap, maka untuk penyelesaian selanjutnya akan lebih mudah untuk diselesaikan</span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai "obat dengan berbicara". Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Histeria&action=edit&redlink=1" title="Histeria (halaman belum tersedia)">histeria</a> dan sekarang disebut <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sindrom_konversi&action=edit&redlink=1" title="Sindrom konversi (halaman belum tersedia)">sindrom konversi</a>.</span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div><div></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><span style="font-size: small;">Teori-teori Freud, dan caranya mengobati pasien, menimbulkan kontroversi di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wina" title="Wina">Wina</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abad_ke-19" title="Abad ke-19">abad kesembilan belas</a>, dan masih diperdebatkan sengit di masa kini. Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisis sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya umum, selain sebagai debat yang berterusan sebagai risalah ilmiah dan kedokteran ini.</span></div><div style="color: #6aa84f; font-family: Times,"Times New Roman",serif; text-align: justify;"><br />
</div>LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-84742354680493209792011-02-14T09:54:00.000-08:002011-02-14T09:57:17.351-08:00Berbohongkah,,,,,sayang.....<span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinIgbz269jVxayMWuGXIlW8MIX2wZNJuQ2uqEO7yAH6Zy7L08668c6SRfSEXwhR_aJBxQUdQyBAUh5fbgCYvUxujfcFEZBZpIzrjR5yYrzD4Tg96gtfZJjtGuWHBcOuYwadO6NoffW-2Q/s1600/images+anak+3.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinIgbz269jVxayMWuGXIlW8MIX2wZNJuQ2uqEO7yAH6Zy7L08668c6SRfSEXwhR_aJBxQUdQyBAUh5fbgCYvUxujfcFEZBZpIzrjR5yYrzD4Tg96gtfZJjtGuWHBcOuYwadO6NoffW-2Q/s320/images+anak+3.jpg" width="311" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br />
</td></tr>
</tbody></table><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">kebohongannya anak adalah masalah sepele,,,tapi </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">dikhawatirkan dari yang sepele itu akan berkembang menjadi serius.........</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: large;">waaaaaaaaaaahhh bahaya kan??????</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">segera cepat tangkap bahkan lebih cermat kita sebagai orangtua....</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">tidak mau kan anak kita jadi pembohong......</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: 11px;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232; font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span">Anak seusia ini memang perkembangan daya nalarnya sudah lebih baik. Ia sudah bisa memikirkan sesuatu hal yang menjadi kebutuhannya. Karena itulah bisa dimengrti jika si anak sudah mandiri, yakni bisa mengerjakan sesuatu tugasnya tanpa disuruh. Kematangan daya nalarnya itu memungkinkan pula anak mengembangkan pikiran yang kurang baik, misalnya berbohong.<o:p></o:p></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"></div><a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><br />
<span class="apple-style-span">Anak tahu berbohong biasanya didapat melalui proses belajar dari lingkungan, misalnya dari teman bermain, teman sekolah, atau lingkungan keluarga anak. Proses belajar dari lingkungan itulah yang justru mudah diserap oleh anak. Ketika setiap hari dia melihat dan mendengar ucapan seseorang berbohong, maka peristiwa tersebut akan terekam di otaknya, dan suatu ketika akan ditirunya.<o:p></o:p></span><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span">Factor pencetus yang membuat anak melakukan kebohongan banyak macamnya. Misalnya factor ketakutan. Karena takut dimarahi bisa saja anak tidak memberikan jawaban yang betul ketika ditanya .<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span">Anda perlu sabar mengungkap pemicu anak berbohong. Sebagai langkah awal, anda dapat mencoba membicarakan masalah ini dengan guru kelas. Hal ini perlu dilakukan mengingat masalah yang dijadikan obyek kebohongan anak selama ini adalah seputar kegiatan sekolah. Mengetahui secara dini setiap perubahan yang dialami anak merupakan hal yang sangat penting agar orang tua dapat segera melakukan langkah antisipasi secara tepat.<o:p></o:p></span></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span class="apple-style-span">Bisa juga Anda bertanya pada seluruh anggota keluarga, termasuk pengasuh apakah mereka sering melakukan kebohongan di depan anak Anda. Tanyakan secara baik-baik tanpa kesan menyelidiki semua tingkah laku anak. Tak kalah pentingnya,ialah berkomunikasi dengan anak tentang kejadian yang dialami hari itu, misalnya : adakah PR, adakah ulangan, dapat nilai berapa, dan lain-lain. Lebih lanjut Anda dapat menanyakan lebih dalam pada anak tentang kebiasaannya yang suka berbohong. Hanya saat menanyai hindari kesan marah.<o:p></o:p></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="color: #f1c232;"><span style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; line-height: 115%;"><br />
</span><span class="apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="line-height: 115%;">Setelah diketahui penyebabnya, segera atasi sehingga tidak membuka peluang berbohong kembali. Berikan juga pengertian padanya untuk tidak berbohong sebab hal itu tidak baik</span></span></span>LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-56265054835540943172011-02-14T09:33:00.000-08:002011-02-15T22:10:43.744-08:00Kenali,,,,Si Pendiam<span class="Apple-style-span"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJpFrCiObIbxDos83x9sdT9_5XfnEsf8dDhDiZkxGXKdGYkFXD_qzf6vxS7LIF8uCK61erc7NnoGIeudHTwYS445CjaZ8H_R4IG8OjP3919BJNrFYCdscz4sOyqLb1WqUh0f5RFuPoODY/s1600/images+anak+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJpFrCiObIbxDos83x9sdT9_5XfnEsf8dDhDiZkxGXKdGYkFXD_qzf6vxS7LIF8uCK61erc7NnoGIeudHTwYS445CjaZ8H_R4IG8OjP3919BJNrFYCdscz4sOyqLb1WqUh0f5RFuPoODY/s320/images+anak+2.jpg" width="214" /></a></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 18pt;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: 19px;">HATI-HATI DENGAN SI PENDIAM, i</span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">barat bom waktu, anak pendiam yang akan siap-siap untuk " MeLeDaK......." </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">oWwW,,,</span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666; font-size: x-small;">tapi jangan pernah merasa TaKuT,,,menghadapinya..........</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="apple-style-span"><span style="color: #e06666; font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 18pt;"><br />
</span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 18pt;">A</span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">nak usia sekolah dasar harusnya sudah mampu melakukan </span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">perkembangan diri, baik secara emosi maupun kognitif. Maksudnya, anak sudah bisa mengikuti kelompok, share dengan kelompok, dan mengetahui "hukum" sebab-akibat. Juga memahami mengenai kepemilikan, harga diri, juga mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya. Jadi mereka sudah tahu apa yang harus diperbuat jika mainannya diambil atau direbut oleh orang lain, misal. Juga bisa dan berani membuat penolakan jika merasa tidak dapat memenuhi apa yang diminta lingkungan.</span></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #e06666; font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;"></span></div><a name='more'></a><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"></span><o:p></o:p></span><br />
<div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Akan tetapi apa mau dikata, sekalipun setiap anak yang terlahir ke dunia memiliki bibit dan potensi melakukan hal-hal tersebut, pada kenyataannya ada saja anak yang kondisinya justru terbalik. Misalnya, anak rela melakukan apa saja seperti yang diminta lingkungan atau teman sebaya yang lebih dominan demi bisa terus bergabung di kelompoknya.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Ada pula anak yang sangat pasrah, sehingga sekalipun dijahili, atau disakiti oleh orang lain, dia hanya menerima dan tidak membalas atau melakukan pembelaan diri. Saat dinakali oleh adiknya, misal, si kakak yang sangat pasrah ini akan menerima saja dan tidak membalas atau melakukan pembelaan diri. Di sisi lain, ada anak yang sangat pendiam, tidak banyak ucap dan tingkah, tidak bergaul, dan lebih sering menyendiri.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Kondisi anak yang seperti ini, menurut <b>Juliana, S.Psi</b>., tak bisa dibiarkan, terlebih jika hal tersebut bukan merupakan sifat yang sudah ada semenjak masa balita atau sebelumnya. "Anak-anak yang seperti ini bisa berbahaya. Pada suatu titik tak menutup kemungkinan dirinya jauh lebih berani dan nekat daripada kita atau anak-anak seusianya. Ibaratnya seperti bom waktu yang suatu saat akan meledak."</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Sayangnya, kondisi anak yang demikian sering kali tak terlihat oleh orangtua. Mengapa? "Karena orangtua sudah lebih dulu terbuai oleh kepuasan pribadinya, yaitu senang memiliki anak yang penurut, yang diam, dan bangga kalau anaknya tidak pernah melawan.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Banyak sekali faktor yang melatarbelakangi terjadinya sikap pendiam, </span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small;">Memang ada anak yang pembawaannya pendiam, tentunya hal ini sudah terlihat sejak usia sebelumnya. Namun, sifat pendiam ini tak akan seekstrem diam yang disebabkan suatu peristiwa tak enak. Kejadian apa sajakah yang dapat menyebabkan seorang anak mengambil sikap diam?</span></span></span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">- Pernah mendapat hukuman atau sanksi dari guru.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Saat guru menerangkan pelajaran di kelas, mungkin saja anak malah mengobrol dan guru memberinya sanksi. Saat itu anak belajar, kalau ngobrol atau berbicara di kelas maka akan dihukum. Berhubung kemampuan nalarnya masih sederhana, anak akan menyimpulkan semua jenis bicara di kelas akan dihukum. Akhirnya si anak memilih diam selama berada di kelas/sekolah.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Perubahan pola pembelajaran dari TK yang memberi banyak peluang bermain ke suasana SD yang cenderung formal juga terkait dengan sebab ini. Anak yang masih memiliki dorongan bermain tinggi cenderung dinilai tidak tertib oleh guru, lalu mendapat sanksi yang bisa saja membuatnya patah semangat dan memilih diam. Sikap diam anak dalam hal ini terkait pula dengan faktor penyesuaian diri terhadap lingkungan baru.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">- Merasa serbasalah dan sering disalahkan, dihukum, dan sering dilarang oleh orangtua.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Selalu disalahkan dan dibatasi membuat anak lebih memilih pasif, diam, tidak banyak omong ataupun tingkah. Aturan yang diberlakukan mendadak, dibuat lebih ketat, dan melanggarnya akan diganjar dengan sanksi yang lebih berat dapat pula menjadi penyebab anak mendadak diam. Ia takut salah sehingga memilih menjadi pasif dan diam.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">- Lingkungan rumah tidak harmonis.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Situasi lingkungan rumah pun bisa memengaruhi anak jadi pendiam. Contoh yang paling gampang dan sering ditemui adalah anak yang orangtuanya bertengkar melulu. "Anak jadi bingung dan akhirnya lebih banyak melamun."</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><br />
</span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">- Mendapat pengalaman tidak enak di lingkungan teman-temannya.</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><div style="font-family: Verdana,Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-large; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="color: #e06666;"><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt;">Contoh, dicuekin lingkungan mainnya, dijauhi kelompok karena sikapnya pada salah seorang teman tidak diterima oleh kelompok. Di sini anak belajar, "Daripada salah lagi di mata teman-teman, akhirnya dicuekin dan tidak diterima, mending diam saja. Yang penting tidak dimusuhi."</span><span style="font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 13.5pt;"><o:p></o:p></span></span></div><span style="color: #e06666; font-family: 'Book Antiqua',serif; font-size: 10pt; line-height: 115%;">Nah, kita bisa melihat, anak menjadi pendiam lebih karena ingin mencari aman atau bingung sendiri</span>LoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-21389743866044213342011-02-13T22:36:00.000-08:002011-02-13T22:43:05.035-08:00Kita Adalah Sahabat Terbaik Mereka<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi78OHy3Zp04LA1DRzxIB1-z0al-P9ONc2Vniia_n0KzOquHuiTjLCohDR5oQqjx-4r6tbxAhPD2bBTkqJw93yop23A8tJTj7yE1ZNlDwRKT3zMfZOuKZ7GDoLJeEJm9Z5oLAtgyPhjCuY/s1600/images+4.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi78OHy3Zp04LA1DRzxIB1-z0al-P9ONc2Vniia_n0KzOquHuiTjLCohDR5oQqjx-4r6tbxAhPD2bBTkqJw93yop23A8tJTj7yE1ZNlDwRKT3zMfZOuKZ7GDoLJeEJm9Z5oLAtgyPhjCuY/s320/images+4.jpg" width="320" /></a></div><span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik
untuk terjemahan alternatif">"My</span> <span class="hps" title="Klik
untuk terjemahan alternatif">parents</span> <span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">are</span> <span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">my</span> <span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">best friend,,,,"</span></span><br />
<span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">kata-kata yang begitu dalam untuk sebuah ungkapan kasih sayang ( aku & orang tua ku yach...)</span></span><br />
<span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">akan ku katakan pada dunia....wow..</span></span><br />
<div style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: large;"><span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif">I LoVe U FuLL My Mom & Dad</span></span></span></div><span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif"> </span></span><span class="short_text" id="result_box" lang="en"><span class="hps" title="Klik untuk terjemahan alternatif"><br />
</span></span><br />
sebuah ungkapan mengatakan “harta yang paling berharga adalah keluarga”. Keluarga adalah tempat pertama kali kita mendapatkan kasih sayang, hangatnya ciuman, lembutnya belaian, indahnya senyuman dari orang-orang terdekat kita. Keluarga juga tempat pertama kali kita belajar mengenal sesuatu, belajar memahami sesuatu, bahkan belajar untuk berinteraksi dengan sekeliling kita.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
kalanya dalam keluarga terdapat tawa dan keceriaan, namun tatkala roda kehidupan berputar keluarga juga mengalami duka dan airmata. Begitu banyak kenangan indah tentang keluarga yang jika dinilai harganya, pasti tak pernah bisa tergantikan dengan apapun. Namun apabila keluarga sudah tidak bisa memberikan rasa nyaman bagi penghuninya, bisa dipastikan keluarga itu sudah tidak ada nilainya lagi. Seorang ayah, ibu, anak, dan anggota yang lain dalam keluarga pastilah memiliki keterikatan antara satu dengan yang lain.<br />
<br />
Apabila salah satu anggota mendapatkan kebahagiaan, anggota yang lain pasti ikut merasa senang, begitu juga dengan sebaliknya. Hal seperti ini tentunya sangat wajar karena adanya keterikatan tersebut. Anak yang merupakan anggota keluarga paling muda merupakan objek yang paling merasakan dampak dari adanya keluarga. Apabila sebuah keluarga dibangun dengan harmonis, maka keluarga akan bisa memberikan kontribusi yang luar biasa pada si anak. Sebaliknya, jika keluarga sudah dianggap neraka bagi si anak, maka secerdas apapun anak tersebut perkembangannya akan menjadi terhambat. <br />
<br />
Lalu bagaimana supaya keluarga bisa memberikan rasa nyaman bagi si anak? Menjawab pertanyaan ini tentunya dimulai dari kita sebagai orang tua. Sebuah penelitian mengungkapkan, sebanyak 60 % keluarga memiliki peranan dalam membantu perkembangan jiwa si anak, sedangkan sisanya dipegang oleh peranan sekolah dan lingkungan. Orang tua adalah orang terdekat bagi si anak. Posisi penting ini seharusnya bisa membuat setiap anak mengungkapkan curahan hatinya ketika ia sedang dilanda masalah. Posisi nomor wahid ini seharusnya bisa membuat orang tua sebagai tempat untuk meluapkan kegembiraan ketika si anak sedang mendapatkan kebahagiaan. Namun kenyataannya, tidak semua orang tua mau memanfaatkan posisi penting itu. Tidak sedikit anak, ketika mereka sedang dilanda masalah lebih suka lari ke orang lain seperti ke teman, atau yang lebih parah lari ke hal-hal yang negatif seperti minum-minuman keras atau narkoba. Hal seperti ini banyak terjadi karena anak sudah tidak percaya lagi kepada orang tuanya. Orang tua sudah tidak bisa dijadikan teman untuk diajak berbagi, tidak bisa dijadikan tempat curahan hati sehingga fungsi keluarga seperti sudah mati.<br />
<br />
Sebenarnya banyak hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan agar keluarga menjadi tempat yang paling menyenangkan bagi anak-anak kita. Masuk ke dunia mereka dan menjadi sahabat mereka adalah langkah pertama yang bisa kita lakukan. Kalaupun kita termasuk golongan orangtua yang sibuk bekerja, ada baiknya meluangkan sedikit waktu khusus buat mereka. Menggunakan waktu yang sedikit itu menjadi pertemuan yang berkualitas. Memberikan tanggung jawab dan kepercayaan, mengajak bermusyawarah dalam menyelesaikan suatu masalah adalah beberapa contoh yang bisa kita lakukan untuk membuat si anak merasa dianggap sebagai bagian dari keluarga. Kesalahan terbesar yang mungkin kita lakukan adalah kekurangpercayaan kita kepada si anak bahwa mereka bisa diberikan tanggung jawab. Padahal pendidikan seperti itu bisa membuat anak tidak percaya diri dan malas berusaha. Di samping beberapa hal di atas, masih banyak lagi cara yang bisa kita lakukan untuk mengungkapkan perhatian kita kepada mereka. <br />
<br />
Memberikan penghargaan atas setiap kesuksesan atau prestasi yang mereka raih, hadir di setiap moment-moment penting mereka, menghargai pendapat mereka dan banyak lagi. Kita sebagai orang tua harus merasa yakin bahwa kita adalah sahabat terbaik bagi mereka. Jangan sampai posisi itu diambil alih oleh orang lain apalagi oleh lingkungan buruk yang sekarang ini merajalela di mana-mana. Jadikan keluarga adalah tempat terbaik, ternyaman, dan teraman bagi mereka dan dapati nama kita ada di hati mereka. InsyaAllahLoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-30824330564943207132011-02-13T22:24:00.000-08:002011-02-13T22:27:07.832-08:00Cegah Autis Sejak Dalam Kandungan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoVleUiEz-J2XEtsGo9wKIzgRqgWUUo30hy7w14yvQb7oOpw3_Q0rZI58lYhG_XmrNDRQ-ni7ABQPCrCH5AKWfl0cT5rXTsAZNY5N5pFSiXgwPknzleKa_-tzPw_DCvTFA_bRXWMGXg_s/s1600/images+2.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoVleUiEz-J2XEtsGo9wKIzgRqgWUUo30hy7w14yvQb7oOpw3_Q0rZI58lYhG_XmrNDRQ-ni7ABQPCrCH5AKWfl0cT5rXTsAZNY5N5pFSiXgwPknzleKa_-tzPw_DCvTFA_bRXWMGXg_s/s320/images+2.jpg" width="320" /></a></div>Jangan pernah menyerah dengan mengatakan I Can't....dalam hal ini,,,,<br />
kata bijak bisa jadi penyemangat lho.......( masih banyak jalan menuju roma. red )<br />
yukssss kita intip bersama.....gimana sich solusi nya gitu lho.....ho...ho...<br />
<br />
Autis berasal dari bahasa Yunani auto berarti " sendiri" yang ditujukan kepada seseorang yang menunjukkan gejala " hidup" dalam dunianya sendiri. Autis merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks pada anak. Autis adalah kelainan neurologis yang memperngaruhi perkembangan normal dari otak.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
Gejala utama autis adalah terjadinya gangguan dan keterlambatan yaitu kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Tanpa melihat dan meraba, autis bisa terjadi pada siapa saja. Beberapa cara yang bisa dilakukan bagi ibu hamil melakukan pencegahan sejak dalam kandungan yaitu seperti mendetoks sang ibu dan janin, diantara dengan mngonsumsi bahan alami yang sudah teruji.<br />
<br />
Adapun yang harus diwaspadai oleh ibu hamil dan berhubungan dengan terjadinya autis ialah keadaan pendarahan selama kehamilan. Pendarahan selama kehamilan umumnya karena placental complications yang mengakibatkan gangguan transportasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakibatkan gangguan pada otak janin. Pendarahan awal kehamilan juga berhubungan dengan kelahiran prematur dan bayi lahir berat rendah yang juga merupakan risiko tinggi terjadinya autis.<br />
<br />
Dalam hal mengonsumsi obat, berhati-hatilah minum obat selama kehamilan. Jika ingin mengonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu, terutama obat-obatan yang diminum selama kehamilan di trimester pertama. Pada masa persalinan, gangguan persalinan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya autis adalah pemotongan tali pusat terlalu cepat.<br />
<br />
Dikatakan oleh seorang pakar autisme, nutrisi dan suplemen dari Australia, Dr Igor Tabrizian MD, bahwa upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang terjadi tidak semakin parah, bukan untuk mencegah terjadinya autis. Untuk itu, yang paling utama ialah menghindari risiko terjadinya gangguan atau gangguan pada organ tubuh kita.<br />
<br />
Untuk mencegah gangguan perkembangan sejak kehamilan, kita harus melihat dan mengamati penyebab dan faktor risiko terjadinya gangguan perkembangan sejak dalam kehamilan. Beberapa cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dalam kehamilan, di antaranya dengan memeriksakan dan mengonsultasikan ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal.<br />
<br />
Dalam hal diagnosis, dibutuhkan diagnosis yang tepat dan akurat. Patokan bahwa seorang anak yang mengalami autis memiliki tujuh ciri anak autis. Nah jika anak mengalami dua atau lebih dari ciri tersebut, maka bisa dikatakan anak tersebut autisLoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2867763038029909941.post-26028109356150331732011-02-13T01:03:00.000-08:002011-02-13T22:49:01.824-08:00Anda tidak sendiri dalam mengatasi perilaku buruk anak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFDJbTTvMNQiYy56dyCvejKe4zWmd9hCEoRoXpGZ8oG7IeVIcwxFxMFMNmXRR55shbyjUt4YP4bUXe7AqvkdUKi2ki8OUYuG1jcTsKJhyHysQQaPe7ZNjWi6MpwTHCxlCaY8No_w82To/s1600/images+anak+1.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirFDJbTTvMNQiYy56dyCvejKe4zWmd9hCEoRoXpGZ8oG7IeVIcwxFxMFMNmXRR55shbyjUt4YP4bUXe7AqvkdUKi2ki8OUYuG1jcTsKJhyHysQQaPe7ZNjWi6MpwTHCxlCaY8No_w82To/s320/images+anak+1.jpg" width="320" /></a></div>Sangat rame' di perbincangkan dalam kehidupan sehari-hari,,,<br />
jangan putus asa dooooooooonnng,,,,,para orang tua<br />
ada hal penting yang belum kita kupas,,,<br />
ayo,,,semangat sebelum berpusing2 ria,,,sebaiknya kita kupaaaassss secara mendalam yukx...<br />
<br />
Sebagai orang tua masa kini, sebaiknya anda patut bersyukur karena sudah banyak media, baik cetak maupun elektronik, yang mengupas tentang perilaku buruk anak dan upaya - upaya yang di lakukan oleh orangtua untuk mendidik dan membesarkan anaknya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Anda tak perlu khawatir bila saat ini anak masih mengalami masalah dengan perilaku buruk. Faktanya, masih banyak orang tua seperti anda. Anda tidak sendiri mengalami hal itu. Oleh karena itu, berbagai pengalaman para orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak adalah suatu cara positif dan menyenangkan untuk di terapkan dalam kehidupan sehari - hari.<br />
<br />
Mungkin saja cara-cara kita berbeda dalam mendidik dan membesarkan anak karena pengaruh latar belakang sosial budaya, pendidikan, perekonomian, agama dan lainnya. Namun, beberapa tindakan positif yang di lakukan orang lain pada anaknya itu pun tidak salah bila kita coba pada anak kita. siapa tahu bisa lebih tepat dan berhasil. inilah beberapa upaya - upaya yang bisa anda lakukan :<br />
<ol><li>Mencari tahu penyebab bila anak bersedih</li>
<li>Memeluk bila anak mengamuk</li>
<li>Masuk ke Dunia anak untuk memahami keinginannya</li>
<li>Tak bosan - bosan memberi nasehat</li>
<li>Menghindari terbentuknya karakter keras pada anak</li>
<li>Selalu memuji dan menghindari kata - kata kasar</li>
<li>Mengambil hati anak sekaligus bersikap tegas</li>
<li>Punya 1001 cara untuk mencairkan hati anak</li>
<li>Mengajar anak mandiri dengan contoh kongkret</li>
<li>Semua tindakan diarahkan ke Firman Tuhan</li>
<li>Redam emosi dulu, baru ajak anak bicara</li>
</ol>beberapa upaya - upaya di atas akan membantu anda mengenal perilaku yang anda sukai dan mengurangi perilaku yang tidak anda sukai atau membuang perilaku yang tidak bisa anda tolelir. Anda bisa menerapkannya setiap hari d rumah. Hasilny perilaku buruk anak akan berubah ke arah yang lebih baik dan anda sebagai orang tua perlu membuat tindakan perubahan demi kebaikan anak.<br />
<br />
sumber: jenny Gichara_mengatasi perilaku buruk anakLoVe BunDahttp://www.blogger.com/profile/00229746142905819173noreply@blogger.com0